HIDUPKU UNTUK NEGARAKU.

Hanya untukmulah seluruh yang aku dapatkan untuk membangun kemajuan negara kesayanganku yang selalu tercantum dalam jiwa dan ragaku ini, semoga perjuangan ini bermanfaat bagi negeriku. Rasa syukur saya panjatkan hanya kepdamu ya Allah swt dan bagi keluargaku SURRE TURUBUH semoga anakmu ini selalu menjadi yang terbaik didunia dan akhirat.....amin.
Powered By Blogger

22/01/10

PEMBERDAYAAN DALAM SEKTOR PERTAHANAN.

Tidak dapat dicegah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi makin berkembang di dunia. Hal itu juga mendorong perkembangan teknologi militer, khususnya teknologi senjata, dengan peningkatan daya hancur, jarak tembakan dan ketepatan perkenaannya.
Perkembangan demikian makin mengancam kelangsungan hidup atau sekurang-kurangnya kemerdekaan bertindak bangsa-bangsa yang kurang mampu mengikuti kecenderungan itu. Bangsa yang memiliki kemampuan teknologi militer tinggi memperoleh peluang untuk memanfaatkannya guna memperoleh keuntungan politik, ekonomi dan budaya. Sehingga bangsa yang kurang mampu dan mendapat tekanan dari bangsa maju terpaksa harus mengorbankan kemandiriannya untuk dapat hidup langsung.
Kita menghadapi keadaan di mana umat manusia cenderung didominasi oleh bangsa-bangsa yang mampu menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, khususnya teknologi militer. Akan tetapi perkembangan umat manusia juga memungkinkan bangsa yang kurang kemampuan teknologi dapat mengurangi penggunaan kekuatan militer oleh bangsa lain terhadapnya. Faktor itu adalah kemampuan menimbulkan kerugian luas dalam berbagai bidang pada bangsa yang menyerang , sehingga keuntungan yang ingin diperoleh pihak penyerang tidak ada sama sekali . Hal itu ditunjukkan oleh kegagalan Amerika Serikat di Vietnam dan Uni Soviet di Afghanistan. Kemampuan itu terwujud jika ada ketangguhan pada bangsa itu, sehingga memungkinkannya melakukan perlawanan lahir batin dalam berbagai bentuk terhadap siapa saja yang menyerangnya. Kemampuan itu merupakan daya penangkal yang tidak kalah pentingnya dari daya penangkal yang dihasilkan oleh teknologi militer canggih.
Namun bangsa maju mempunyai kemampuan untuk memukul dan menghancurkan bangsa lain tanpa melakukan serangan militer terbuka. Itu dikerjakan dengan melakukan subversi yang merupakan usaha mempengaruhi rakyat dan dengan merusak ekonomi serta budaya bangsa lain, dengan memanfaatkan kelemahan bangsa itu. Betapa luas dampak usaha demikian dapat dilihat pada pukulan yang dialami Asia Timur dan Amerika Latin ketika menderita krisis moneter dan ekonomi.
Kondisi umat manusia makin diliputi oleh persaingan di berbagai bidang, baik politik, ekonomi dan bahkan kebudayaaan. Indonesia tidak bebas dari kondisi itu, apalagi dengan posisi geostrateginya sebagai jalan silang, jumlah penduduknya dengan potensi bakat yang lumayan serta banyaknya kekayaan alam yang ada padanya. Harus diperhitungkan bahwa selalu ada bangsa lain yang ingin menguasai Indonesia, kalau tidak secara fisik sekurang-kurangnya dengan jalan politik, ekonomi atau budaya. Bangsa Indonesia selalu bersedia bekerja sama dengan bangsa lain, tetapi tidak mau didominasi dan selalu hendak memelihara kemandirian dan kemerdekaannya. Untuk dapat melakukan itu maka harus dibangun kemampuan sehingga bangsa lain tidak dapat memaksakan kehendaknya melalui kemampuan fisik dan rohaninya.
SUMBERDAYA MANUSIA UNTUK BELA NEGARA
Pengertian Bela Negara dalam Abad ke 21 tetap berlaku dan penting mengingat makin kuatnya persaingan antara bangsa-bangsa. Akan tetapi Bela Negara sekarang tidak menyangkut bidang militer pada instansi pertama. Dalam Pendahuluan makalah ini sudah diuraikan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk keselamatan dan kejayaan bangsa sekarang. Juga ditunjukkan bahwa diperlukan ketangguhan lahir batin Manusia untuk menciptakan persepsi pada bangsa lain bahwa akan merugikannya sendiri kalau ia bermaksud mengganggu.
Oleh sebab itu Pemberdayaan Sumberdaya Manusia untuk penyelenggaraan Bela Negara harus merupakan satu usaha bangsa yang luas dan menyeluruh untuk menjadikan Manusia dan Masyarakat Indonesia mampu melakukan tindakan efektif dalam semua aspek kehidupan umat manusia yang menghasilkan daya tahan dan daya saing terhadap semua bangsa di dunia. Inti dari usaha itu adalah :
1) Penciptaan Manusia Indonesia menjadi warga negara dan warga masyarakat yang baik, artinya selalu berusaha untuk memajukan negara dan masyarakat agar terwujud daya tahan dan daya saing yang tinggi dalam segala aspek kehidupan ummat manusia.
2) Untuk itu Manusia Indonesia harus mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-baiknya serta menjalankan kehidupan masa kini secara efektif, termasuk segala kegiatan bisnis dan penguasaan informasi. Di samping itu ia menjunjung tinggi kekuasaan hukum dan ikut mengembangkannya dengan sebaik-baiknya. Ia mempunyai kemampuan disiplin dan kendali diri sebagai anggota masyarakat yang produktif.
3) Manusia Indonesia harus menjadi mahluk yang kreatif, tetapi di pihak lain ia berjiwa patriot yang mempunyai kemampuan melawan dan mengatasi berbagai bentuk ancaman dan kekerasan yang ditujukan kepada bangsa dan masyarakatnya.
Untuk mencapai tujuan itu harus ada langkah-langkah sebagai berikut :


1. Pelaksanaan Pendidikan Sekolah yang luas dan bermutu.
Pendidikan Sekolah mempunyai peran yang penting karena masa depan sangat ditentukan oleh The Battle of the Classroom. Pendidikan yang dihasilkan di sekolah menjawab tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa. Khususnya yang harus menjadi perhatian pertama adalah terselenggaranya Pendidikan Dasar, yaitu Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama, yang menjangkau semua pemuda dengan usia sekolah serta dengan standard mutu yang makin meningkat secara merata. Buat Indonesia yang sudah menetapkan Wajib Belajar 9 tahun berarti bahwa konsep itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pemerintah harus menyediakan Sekolah Dasar dan SLP yang dapat menampung semua anak didik dengan umur sampai 15 tahun serta menjamin standard mutu yang cukup memadai untuk seluruh Indonesia. Di samping itu harus ada Pendidikan Menengah, yaitu Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan, yang makin banyak dan bermutu. Adalah kewajiban Pemerintah untuk membiayai seluruh Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang diselenggarakan Pemerintah. Dengan begitu dapat dicegah timbulnya kesenjangan lebar antara mereka yang mendapat pendidikan bermutu yang hanya sedikit jumlahnya dengan mereka yang pendidikannya kurang bermutu dan kurang relevan. Hal demikian sudah lama dilaksanakan di Malaysia dan Thailand, apalagi di negara lain yang lebih maju.
Fokus dari usaha Pendidikan Sekolah adalah perbaikan mutu Guru. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan guru yang lebih bermutu, khususnya pembentukan ahlak dan budi pekerti para Guru. Tidak kalah pentingnya adalah perbaikan kehidupan Guru, meliputi penghasilannya dan status sosialnya.
Di samping peningkatan Pendidikan Dasar dan Menengah juga diperlukan perbaikan penyelenggaraan dan peningkatan mutu Pendidikan Tinggi. Kalau Pendidikan Dasar sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemerintah, peran Pemerintah dan Swasta dalam Pendidikan Menengah sebaiknya menjadi sama besar, sedangkan pada Pendidikan Tinggi peran Swasta dapat diperluas tetapi Pendidikan Tinggi Pemerintah harus mencapai standard mutu internasional. Melalui Pendidikan Sekolah yang luas dan bermutu kita ciptakan Manusia Indonesia yang professional di berbagai aspek kehidupan masakini. Makin tinggi mutu pendidikan itu makin tinggi pula daya saing bangsa dalam arena dunia.
Ini semua tidak mungkin tanpa alokasi sumberdaya yang memadai. Diperlukan sekurang-kurangnya 20 prosen dari APBN untuk melaksanakan Pendidikan Sekolah yang baik. Dengan pendidikan demikian dapat diharapkan adanya hasil (output) yang mendekatkan kita kepada penciptaan Manusia Indonesia yang cakap untuk Bela Negara.
2. Peningkatan dan perbaikan Pendidikan Keluarga

Meskipun Pendidikan Sekolah memberikan pendidikan Agama yang juga berisi pendidikan budi pekerti, namun kualitas mental dan ahlak anak didik sukar menjadi tujuan utama Pendidikan Sekolah. Pendidikan Sekolah terutama untuk meluaskan dan mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi, sekalipun itu disertai pendidikan rohani dan jasmani yang memadai. Waktu yang tersedia bagi Guru terlalu terbatas untuk melakukan pendidikan budi pekerti secara mendalam. Pembentukan karakter atau ahlak dan budi pekerti mewujudkan ketangguhan jiwa yang memerlukan hubungan yang lebih intensif antara pendidik dan anak didik. Oleh sebab itu hanya dapat diberikan dengan baik di lingkungan keluarga, terutama oleh para orang tua kepada anak.
Harus ada usaha bangsa untuk memberikan perhatian jauh lebih besar kepada Pendidikan Keluarga. Pemerintah memfasilitasi usaha itu dengan menetapkan penghasilan yang lebih wajar kepada Pegawai Negeri Sipil dan anggota TNI dan POLRI oleh karena tidak mungkin ada Pendidikan Keluarga kalau penghasilan orang tua begitu minim sehingga terpaksa melakukan perbuatan yang bertentangan dengan pemberian tauladan. Selain itu Pemerintah dapat mendukung usaha itu dengan mengeluarkan berbagai pedoman melalui departemen pemerintahan yang terkait. Akan tetapi usaha utama sebaiknya dilakukan oleh organisasi sosial seperti perkumpulan keagamaan. Melalui usaha itu dipengaruhi dan didorong para orang tua agar memberikan waktu dan perhatian semestinya kepada pendidikan anaknya. Pimpinan lingkungan pekerjaan, baik Pemerintah dan Swasta, dapat berperan dengan menegor bawahannya yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Perlu diadakan gerakan nasional untuk mengajak para orang tua berbuat yang diharapkan.
Kemajuan dalam pelaksanaan Pendidikan Keluarga akan besar pengaruhnya kepada hasil Pendidikan Sekolah. Pendidikan agama yang membentuk ahlak serta budi pekerti anak tidak saja menghasilkan Manusia yang berkarakter tetapi juga sikap disiplin dan keuletan jiwa raga yang mendukung penguasaan ilmu pengetahuan di sekolah.
3. Kegiatan Organisasi Pemuda

Pemuda yang aktif, produktif dan kreatif tidak terwujud hanya dengan rajin belajar ilmu dan menjadi anak baik di rumah. Anak memerlukan kegiatan untuk mengekspresikan segala yang diperoleh di sekolah dan rumah agar merasa dirinya mampu berbuat sesuatu yang nyata. Anak itu ingin membuktikan pada dirinya dan lingkungannya apa yang ia mampu berbuat. Selain itu ia harus dibiasakan hidup bersama orang lain, termasuk mempraktekkan kehidupan demokrasi. Sebab itu perlu banyak organisasi pemuda, baik yang bersifat luar sekolah maupun sebagai bagian sekolah dalam bentuk ekstrakurikuler.
Yang terutama perlu dikembangkan adalah Gerakan Pramuka yang seharusnya tidak hanya memperhatikan banyaknya anggota, tetapi harus mulai memperhatikan mutu yang dihasilkan. Sebagai anggota Kepanduan Internasional (International Boy Scout Movement), Gerakan Pramuka harus dapat menghasilkan berbagai kegiatan yang normal dilakukan oleh organisasi kepanduan. Untuk itu harus ada pembentukan Personil Kader yang memadai jumlahnya dan mutunya.
Selain itu organisasi Karang Taruna juga dapat bermanfaat untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda mengekspresikan diri. Dan setiap organisasi pemuda, baik yang bersifat olahraga, politik, budaya dan agama dapat dimanfaatkan untuk itu. Tentu diperlukan pengawasan agar organisasi itu berjalan ke arah yang benar.
4. Menghidupkan kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan harus berjalan dalam kehidupan masyarakat dan tidak terbatas pada Pendidikan Sekolah. Oleh sebab itu kegiatan Penelitian dan Pengembangan harus memperoleh dorongan Pemerintah dan Swasta. Juga dalam hal ini perlu ada alokasi anggaran yang jauh lebih memadai untuk kegiatan Litbang di semua bidang, khususnya oleh Pemerintah.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia harus secara aktif mengembangkan kehidupan ilmiah. Asosiasi kaum profesional, seperti Ikatan Dokter Indonesia, hendaknya tidak hanya bersifat organisasi sosial tetapi juga mengusahakan perkembangan disiplin ilmunya masing-masing. Jurnal ilmu pengetahuan perlu lebih dikembangkan dan merupakan keperluan setiap pakar untuk dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik.
Perlu ada usaha untuk mengintroduksi ilmu pengetahuan kepada kehidupan desa. IPTEK Masuk Desa perlu menjadi kenyataan dan secara kongkrit dapat didukung oleh kehidupan ekonomi desa.Hal ini sudah amat berkembang di RRC dan Taiwan.
5. Penyelenggaraan Wajib Militer
Kita harus melihat Wajib Militer bukan dari aspek militer yang sempit, melainkan sebagai bagian dari usaha pemberdayaan warga negara. Sebagai contoh, di Korea Selatan semua buruh pabrik adalah bekas pewajib militer dan karena itu berfungsi sebagai buruh yang tahu disiplin dan kerja dalam tim. Itu tidak mengurangi kemampuannya untuk melakukan pemogokan apabila hal itu dianggap perlu dalam perjuangannya menghadapi majikan. Dan pada umumnya di Korea Selatan orang hanya dapat memperoleh pekerjaan setamat dari sekolah kalau ia sudah menjalankan wajib militer.
Di Indonesia pun diperlukan Wajib Militer untuk membawa sifat-sifat positif dari dunia militer kepada kehidupan masyarakat. Tidak perlu mengadakan Wajib Militer Umum (Universal Military Service), yaitu semua orang yang mencapai umur dewasa melakukan wajib militer, karena jumlahnya terlalu banyak dan kurang efektif. Sebaiknya diadakan Wajib Militer Selektif (Selective Military Service), yaitu dibatasi pada warga negara yang baru diterima dalam pekerjaan setelah ia tamat sekolah. Dengan besarnya angkatan kerja Indonesia maka setiap tahun tidak kurang dari 1 juta warga negara menjadi angkatan kerja baru.. Mungkin tidak semua orang itu dapat dikenakan wajib militer. Akan tetapi kalau lima puluh prosen saja yang masuk, maka setiap tahun ada wajib militer sekitar setengah juta orang. Hal ini akan sangat memperbaiki kemampuan dan mutu angkatan kerja Indonesia yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan dan daya tarik untuk investasi.
Di samping Wajib Militer dapat pula diadakan latihan militer yang bersifat sukarela di perguruan tinggi, seperti yang dilakukan di AS dalam bentuk ROTC (Reserve Officers Training Course). Mahasiswa yang secara sukarela bergabung dengan usaha ini menjalani latihan dan pendidikan militer yang membentuknya menjadi Perwira Cadangan. TNI juga dapat mengadakan latihan tertentu untuk para warga negara, seperti dalam pembentukan Pasukan Perlawanan Rakyat atau WANRA. Usaha demikian adalah bagian dari kegiatan territorial TNI.
Untuk melakukan berbagai kegiatan ini TNI harus meningkatkan mutu dari Kadernya, terutama para Bintara yang memegang langsung latihan para pewajib militer dan mahasiswa yang ikut konsep Pa Cadangan di perguruan tinggi maupun yang melatih rakyat untuk WANRA. Di satu pihak para Kader itu harus menunjukkan sikap militer yang selalu korek dan tegas, menguasai dengan sungguh-sungguh segala aspek kemiliteran yang ia berikan dalam latihan, tetapi di pihak lain tidak boleh menimbulkan suasana militeristik. Itu berarti bahwa dalam sikapnya yang tegas para kader selalu terbuka untuk melakukan diskusi tentang hal-hal yang dilatihkan dengan mereka yang ia latih.
Dengan lima program ini dapat dicapai pemberdayaan Sumberdaya Manusia yang memadai guna penyelenggaraan Bela Negara yang lebih efektif. Kita akan memperoleh warga negara yang lebih terdidik dan terlatih yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia, Mereka secara individual akan lebih mampu bersaing dengan siapa saja, termasuk dengan bangsa lain. Akan tetapi mereka juga menjadikan masyarakat Indonesia satu keutuhan yang mempunyai kekuatan nyata.

Tidak ada komentar: