Persaingan terbuka operator (ist)
Pertarungan keduanya menjadi strong number two membuat keduanya melancarkan segala strateginya guna mendongkrak revenue serta pelanggannya. Salah satunya adalah dengan melancarkan perang tarif. Hal ini yang membuat Telkomsel, yang notabene sebagai operator dengan jumlah pelanggan terbanyak pertama, menjadi kerepotan.
Seperti yang diungkapkan oleh Tb Daniel Azhari, GM Sales and Costumer Service Telkomsel Jabar saat berbincang dengan detikINET, Kamis petang (7/1/2010). "Mereka sama-sama ingin menjadi nomor dua, dampaknya ke kita cukup besar," tuturnya.
Menurutnya, pihaknya dibuat repot dengan perang tarif yang dilancarkan oleh kedua kompetitornya itu. Pasalnya karakter pelanggan di Jabar adalah sensitif dengan harga. Sedangkan dengan perang tarif, operator selalu menawarkan harga yang lebih murah dari kompetitornya.
"Di Jabar sangat price sensitive. Ada produk baru dan murah pasti akan pindah. Ini repotnya. Masyarakat melihat yang perang tarif. Pasar jadi terganggu, effort-nya besar bagi kita untuk berikan pelayanan yang lebih. Simpelnya banyak masyarakat yang bertanya ke kita kenapa kita tidak seperti mereka itu," terang Daniel.
Pun demikian, Daniel mengaku tidak akan ikut nyemplung ke perang tarif tersebut. Baginya dengan mempertahankan kualitas yang dimilikinya akan membuat pelanggannya tetap bertahan. "Kita tidak akan ikut-ikutan. Kita fokus untuk meningkatkan kualitas," tegasnya.
Per akhir 2009, costumer base Telkomsel di Jabar menembus angka 7,6 juta. Target tahun ini ada penambahan pelanggan sebesar 1,8 juta. Dari sisi revenue,
Telkomsel Jabar menargetkan 10% dari total pendapatan tahun lalu yang berkisar Rp 3,7 triliun.
( afz / rou )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar