HIDUPKU UNTUK NEGARAKU.

Hanya untukmulah seluruh yang aku dapatkan untuk membangun kemajuan negara kesayanganku yang selalu tercantum dalam jiwa dan ragaku ini, semoga perjuangan ini bermanfaat bagi negeriku. Rasa syukur saya panjatkan hanya kepdamu ya Allah swt dan bagi keluargaku SURRE TURUBUH semoga anakmu ini selalu menjadi yang terbaik didunia dan akhirat.....amin.
Powered By Blogger

06/01/10

Islam Tidak Menyukai Pengangguran Dan Kemiskinan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan lebih, untuk melakukan zakat dengan spektrum yang luas dan dalam dimensi yang luas, agar turut mempercepat penurunan kemiskinan dan pengangguran.
  "Zakat juga adalah ibadah, jihad bersama untuk melakukan sesuatu sekuat tenaga dan ikut meringankan beban saudara-saudara kita," kata SBY saat berbuka puasa bersama dengan pimpinan dan anggota MPR-RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat - RI), di rumah dinas Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid, Kamis (4/9) petang.
  "Saya membaca satu buku yang ditulis ulama besar yang sangat dihormati dan disegani dunia, Dr. Yusuf Qardhawi berjudul Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Intinya sama dengan yang kita lakukan di negeri tercinta ini, bekerja keras untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Alhamdulillah, dengan kerja keras kita, angka kemiskinan dan pengangguran secara bertahap makin menurun, namun masih jauh dari yang kita tuju," kata SBY.
  "Menurut pandangan Yusuf Qardhawi, Islam juga menaruh perhatian yang besar untuk mengatasi pengangguran dan memerangi kemiskinan. Disebutkan di situ bahwa pengangguran itu tidak disukai dalam Islam, dalam arti Islam dianjurkan untuk bekerja keras secara halal untuk meningkatkan kesejahteraan orang per orang. Andaikata oleh suatu keadaan seseorang tidak bisa bekerja, maka tentu ada kewajiban dari masyarakat untuk mengatasi pengangguran itu," tambah SBY.
  "Demikian juga kemiskinan. Oleh Islam kemiskinan dianggap sebagai suatu musibah, sebagai bencana. Apabila kita tidak bersama-sama mengentaskan kemiskinan, itu bisa menggoda dan menggangu keimanan, akidah, akhlak, perilaku, cara berpikir dan sebagainya. Kita sebagai umat Islam wajib untuk bersama-sama berbuat sesuatu mengurangi kemiskinan dan pengangguran," SBY menegaskan.
  Menjelang berbuka puasa, Presiden SBY dan undangan yang hadir mendengarkan tausiyah yang disampaikan Din Syamsudin. Hadir dalam acara ini antara lain Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukkam Widodo A.S., Mensesneg Hatta Rajasa, Menpora Adyaksa Dault dan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Ashari. Usai berjamaah magrib dan berbuka puasa bersama, Presiden SBY meninggalkan rumah dinas Ketua MPR.

Tidak ada komentar: